Tentang Namba

Semarang, 25 Juli 2019
22.11 WIB

     Sore ini, aku baru saja turun dari Gunung Merbabu. Melelahkan, tapi rasanya nikmat sekali. Di blog ini, nanti aku juga akan menceritakan tentang pengalaman mendakiku. Prau, Merbabu via Selo, Lawu via cemoro sewu-candi cetho, dan yang paling baru, Merbabu via cuntel. Bukan sekarang, tapi pasti nanti akan aku ceritakan satu persatu. 

Sejak kemarin, aku sudah memutuskan untuk membuat blog baru dan tulisan pertama adalah tentang aku--Namba. Aku hanya ingin menceritakan tentang diriku yang seringnya membuat orang salah paham. Tapi, dari sini, kamu, kamu akan tahu, siapa Namba sebenarnya. Oh, iya, khususnya, tulisan ini hanya untuk orang-orang yang ingin tahu. Benar-benar ingin tahu untuk mengenal. 

Namba. Suka menulis. Bercita-cita menjadi penulis novel fiksi sejak kelas satu SMA. Tetapi, tulisan-tulisannya hanya menumpuk di laptop dan belum sempat untuk dikirimkan ke penerbit. Sekarang juga sedang ada project menulis, tapi masih berusaha untuk segera diselesaikan dan semoga bisa dikirimkan penerbit lalu bisa diterbitkan. Aamiin. Selain itu, Namba juga suka tulisan-tulisan lucu nan menggemaskan. Mungkin bagi sebagian orang mengira alay atau bucin, tapi, aku memang suka tulisannya. 

Sekarang, Namba sedang stress karena menyandang gelar baru setelah sarjana matematika yaitu masih 'pengangguran'. Aku ini cuma perempuan yang berusaha baik ke semua orang. Bukan perempuan cerdas dengan IPK tinggi atau gelar cumlaude. Akhir-akhir ini sedang senang bertanya, "Setiap orang pasti punya kelebihan, kan?" Rasa-rasanya belum bisa menemukan, apa sih yang bisa dibanggakan dari diri ini? Hidupku rasanya terlalu standar. Seperti kata buku yang pernah aku baca, 'jadi orang rata-rata itu nggak enak'. Dan aku merasa menjadi orang rata-rata. Nggak pinter, tapi alhamdulillahnya bisa lulus cepet. Nggak cantik, tapi alhamdulillah masih punya temen dan gak yang sampai diabaikan gitu. Ya, pokoknya, apa-apa merasa ditengah-tengah. Dan itu bener-bener nggak enak. Makanya aku berusaha mencari, aku punya apa sih? Seenggaknya hal-hal yang bisa membranding diriku untuk mendapatkan pekerjaan yang layak.
Ya, tapi jika berbicara soal itu, rasa-rasanya akan panjang karena sampai sekarang masih berusaha mencari jawaban.

Lainnya, selain menulis, Namba suka mendaki gunung. SERU. Sampai-sampai pingin punya pasangan yang suka mendaki juga. Biar bisa mendaki bareng. Kalau pun dia tidak suka mendaki sih, tidak apa, asal mengizinkan aku mendaki bersama teman-temanku yang lainnya. Nggak tahu, tapi mendaki bagiku memiliki kepuasan tersendiri. Lelah yang nikmat. 

Hal lain lagi, motoran sendirian, malam-malam, mengelilingi Tembalang, sampai saat ini masih menjadi salah satu hal menyenangkan. Tidak lupa, sambil mendengarkan musik. Rasanya menenangkan. 

Atau, joging, renang, bulutangkis, dan olahraga lainnya. Namba juga suka. 

Ya, itu tadi perihal hal-hal yang aku sukai. 

Kalau tentang diriku ini, aku adalah pendiam diantara kerumunan orang baru. Aku tidak supel. Bahkan, jangankan dengan orang baru, dengan orang yang sudah aku kenal saja, aku sulit memulai obrolan atau menciptakan sebuah topik obrolan. Yang ada akan terkesan memaksa. Berbeda dengan yang benar-benar sudah kenal dengan aku. Diam pun tidak canggung. Tapi aku akan lebih cerewet. Terkadang juga lebih manja, egois, dan keras kepala. Tapi, tapi, aku sedang berusaha memperbaiki sifat egois dan keras kepalaku yang keterlaluan ini. 
Aku itu, lebih suka mendengarkan dibanding berbicara. 

Komentar